Priok Berdarah 134 KORBAN !
Upaya pembongkaran makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad alias Mbah Priok di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara berubah menjadi tragedi berdarah sehari penuh. Ribuan massa bentrok dengan Satpol PP dan aparat kepolisian. Tercatat, 134 orang jadi korban dan 50 kendaraan hangus dibakar massa.
Anggota DPRD DKI Wanda Hamidah meyakini insiden ‘Priok Berdarah’ menelan korban jiwa. Sayangnya, ada pihak-pihak yang menutupi korban tewas itu. “Ditutupi pihak RSUD (RSUD Koja) karena alasan-alasan politis,” kata Wanda kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/4) malam.
Untuk mendapatkan kepastian korban tewas, politisi PAN ini meminta wartawan melakukan investigasi sendiri. Sedangkan alasan politis yang dia maksud, tak lain karena RSUD Koja di bawah Pemprov DKI, dan Satpol PP juga di bawah Pemrov DKI.
Sebelumnya, pengacara ahli waris makam Mbah Priok, Yan Juanda Saputra mengatakan, ada dua jamaah Mbah Priok yang tewas dianiaya aparat Satpol PP. Korban merupakan bocah berusia 10 tahun dan seorang pemuda berusia 20. “Saat bentrokan terjadi, di makam itu ada yang dipukuli dan dihabisi Satpol PP,” jelas Yan Juanda.
Namun, pernyataan Wanda dan Yan Juanda dibantah Direktur RSUD Koja, dr Fauzi Asman. Dia menegaskan, tidak ada korban meninggal dalam bentrokan di areal makam Mbah Priok dan sekitarnya. Yang ada hanya korban luka-luka. “Tidak ada korban meninggal,” tandas Fauzi sembari menambahkan, ada tujuh (lima Satpol PP dan dua warga) korban bentrok luka parah yang harus dioperasi.
Data dari Polda Metro Jaya hingga pukul 21.00 mencatat 134 orang jadi korban. Masing-masing, 10 dari anggota Polri, 55 warga, dan 69 Satpol PP. “Korban tewas, sementara dalam pengawasan kita tidak ada,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Tercatat juga 50 kendaraan hangus dibakar massa. Imbasnya, warga panen onderdil mobil. Dari pantauan BATAKPOS hingga pukul 20.00, kendaraan yang dibakar massa kebanyakan milik Satpol PP yang diparkir di Jl Deli, jalan menuju arah makam Mbah Priok. Di jalan ini saja, ada sekitar 40 mobil yang hangus terbakar. Sementara di Jl Raya Priok Koja, tepatnya di depan RSUD Koja, ada sekitar 10 kendaraan sudah jadi bangkai. Sebagian kendaraan yang dibakar, apinya masih menyala. Kendaraan yang dibakar antara lain dua bekhoe (alat berat penghancur bangunan), dua truk pengangkut kontainer, satu water cannon milik polisi, dan puluhan truk Satpol PP dan mobil polisi.
Sejumlah warga memanfaatkan bangkai-bangkai mobil itu. Dengan bermodal kunci inggris, mereka mempreteli besi-besi mobil yang apinya telah padam.
Sementara itu, Gubernur DKI Fauzi Bowo atas nama Pemprov DKI Jakarta mengaku sangat menyayangkan sekaligus prihatin atas terjadinya ‘Priok Berdarah’ tersebut. “Saya tekankan kembali, tidak ada niat sedikit pun untuk melakukan penggusuran makam Mbah Priok. Justru kami akan memperbaiki dan mempercantik makam dengan dibuatkan monumen agar lebih bagus dan nyaman saat dikunjungi,” kata Fauzi Bowo.
Diakuinya, pagi sebelum peristiwa itu meletus, para ahli waris sudah mendapatkan surat pemberitahuan yang dikirimkan pada 16 Februari 2010. Surat pemberitahuan tersebut kemudian disusul dengan Surat Peringatan pertama yang dilayangkan 9 Maret 2010 serta Surat Peringatan Kedua pada 24 April 2010.
Untuk itu, Fauzi meminta warga memahami alasan sebenarnya langkah Pemprov DKI dalam melakukan penertiban di areal makam Mbah Priok. “Kembali saya tegaskan, tidak ada niat untuk memindahkan apalagi menggusur makam Mbah Priok. Penertiban dilakukan untuk menertibkan bangunan liar yang ada di sana dan membangun kembali makam menjadi monumen bersejarah yang dilindungi,” tandasnya.
Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono juga sangat menyayangkan bentrokan tersebut. Dari pengamatannya di lapangan, warga dikelirukan dengan isu yang beredar bahwa Pemprov DKI akan membongkar makam keramat dan masjid yang ada di dalamnya.
Dalam peristiwa ‘Priok Berdarah’ ini, selain membakar puluhan mobil milik Satpol PP, armada water canon milik Polri, juga kontainer pengangkut eskavator di depan kantor Pelindo, Jalan Timur Raya. Tak pelak, puluhan sepeda motor yang diparkir di dekatnya pun ikut hangus.
Dampak bentrokan antara massa dan Satpol PP serta petugas kepolisian yang terjadi di komplek areal pemakaman Mbah Priok semakin meluas. Petugas polisi lalu lintas akhirnya menutup Jalan Cilincing Raya. Sehingga semua kendaraan yang melintas jalan itu, kini harus memutar balik di depan RSUD Koja, Jakarta Utara.
Kendati sudah jatuh korban jiwa, massa tetap berkonsentrasi di depan kompleks makam. Mereka berjaga-jaga untuk mencegah pelaksanaan eksekusi. Pada siang hari, pemerintah dan pengelola ahli waris sempat berunding di aula Masjid Jami At-Tauhid. Perundingan dihadiri Wakil Walikota Jakarta Utara Atma Senjaya, Kapolres Pelabuhan Tanjungpriok AKBP Rahmad Wibowo, dan Dandim Jakarta Utara Kolonel Irman Jaya.
Perundingan berjalan alot karena pengacara ahli waris, Yan Juanda Saputra tetap bertahan tidak akan menerima jika areal makam dibongkar. Alasannya, sampai saat ini belum ada putusan pengadilan yang menetapkan bahwa lahan itu milik PT Pelindo II. Ia sendiri masih mengklaim lahan itu sebagai milik ahli waris berdasarkan verklaring No 1268/RB pada 19 September 1934.